RPP/ SINDIKAT
MATERI NILAI-NILAI DASAR PERJUANGAN
(NDP)
-Tujuan Umum
:
Peserta dapat memahami latar belakang perumusan dan
kedudukan NDP serta kader tahu substansi
materi secara garis besar di dalam
organisasi HMI.
-Tujuan
Khusus :
1.
Peserta dapat Menjelaskan
Pengertian, Sejarah Perumusan NDP & Kedudukannya dalam Organisasi.
2.
Peserta dapat Menjelaskan
Hakekat Sebuah Kehidupan.
3.
Peserta dapat Menjelaskan
Hakekat Kebenaran.
4.
Peserta dapat Menjelaskan
Hakekat Penciptaan Alam Semesta.
5.
Peserta dapat Menjelaskan
Hakekat Penciptaan Manusia.
6.
Peserta dapat Menjelaskan
Hakekat Masyarakat.
7.
Peserta dapat Menjelaskan
Hubungan antara Iman, Ilmu Amal.
-Metode : Ceramah, diskusi dan Dialog / tanya jawab
-Bahan : Buku – buku
tentang Filsafat umum. AD/ART HMI tentang
NDP’
-Waktu : 14 Jam
-Proses
Penjelasan :
1. Sejarah Perumusan NDP Dan Kedudukan NDP Dalam Organisasi HMI
1.1 Pengertian NDP
NDP adalah
Nilai-nilai Dasar garis perjuangan HMI, ruh dari perjuangan organisasi sebagai
pemahaman HMI dalam menjabarkan nilai-nilai Islam dalam realitas sosial
Indonesia
1.2 Sejarah Perumusan Dan Lahirnya NDP
Sebelum
dirumuskannya NDP, HMI memiliki sebuah rumusan yang disebut GPP yang dirumuskan
pada kongres ke 8 di Surakarta tahun 1966, tapi karena dianggap isinya terlalu
situasional, yaitu satu garis perjuangan peralihan dari masa orde lama ke masa
orde baru. Berdasarkan kenyataan ini, tiga tahun kemudian, pada kongres ke 9
HMI di malang berhasil merumuskan Nilai-nilai Dasar Perjuangan.
NDP ini merupakan
penjelasan tentang dasar organisasi. Apa yang dirumuskan dalam NDP itu sangat
mendasar dan dalam pendekatannya sangat filosofis, dengan rumusan NDP ini, maka
doktrin dan pedoman perjuangan HMI tidak lagi bersifat situasional, tetapi
menyeluruh dan memiliki jangkauan waktu yang lama.
NDP dirumuskan
oleh tiga tokoh HMI yaitu Nurcholis Madjid, Endang saifuddin Ansari dan Sakib
Mahmud.
1.3 NDP Sebagai Kerangka Global Pemahaman Islam Dalam Konteks Organisasi HMI
Nilai dasar
perjuangan yang lahir pada fase pembangunan, saat pelita satu dicanangkan
pertama kali pada tanggal 1 april 1969. pada saat itu kongres ke IX di malang
yang berlangsung sebulan setelah pelita pertama, menetapkan NDP sebagai dasar
dari perjuangan HMI, karena NDP merupakan tafsir dari azas organisasi yaitu
Islam. Keteguhan iman atau keyakinan harus memiliki idealisme yang kuat, yang
berarti harus memahami dasar perjuangan secara global, mengkaji konsep yang
terkandung dalam NDP, kita akan menemukan konsep-konsep mendasar tentang ajaran
islam. Dalam NDP inilah ditelaah bagaimana melakukan perjuangan yang
sesungguhnya dan bagaimana langkah-langkah yang harus ditempuh dengan kata lain
berupa kerangka berpikir kader dalam bertindak dan mewujudkan peran HMI sebagai
organisasi perjuangan
1.4 Hubungan Antara NDP Dan Mission HMI
Nilai-nilai Dasar Perjuangan menjadi sebuah idiologi yang dianut oleh
organisasi yang namanya HMI, sehingga hubungan antara HMI dengan NDP tidak bisa
dipisahkan, bila di umpamakan dengan manusia
yaitu antara jasad dengan roh, dimana keduanya mempunyai hubungan, peran
dan fungsi yang berkesinambungan.
2. Garis Besar Materi NDP
2.1 Hakikat Kehidupan
Hakikat dari
kehidupan adalah untuk mencapai derajat ketaqwaan dengan mempergunakan secara
terus menerus fitrah kemanusiaannya hingga hari kematian tiba (Ridha Allah).
Kehidupan manusia mempunyai akhir yang jelas, segala perbuatan manusia didunia
akan dipertanggungjawabkan dihadapan Allah SWT di hari kemudian sebagai
konsekwensi logis eksistensi manusia didunia sebagai khalifah Allah.
2.1.1 Analisa Kebutuhan Manusia
Manusia dalam
hidupnya tergantung kepada hal-hal lain, baik yang nyata maupun yang gaib
sebagai kekuatan diluar diri manusia. Ia butuh pada kebaikan dan kebenaran
sebagai santapan jasmani dan rohani. Teori Maslow tentang kebutuhan manusia
menyebutkan bahwa manusia dikelompokkan dalam sebuah hierarkhi kepentingan,
jika satu kepentingan terpenuhi kebutuhan lain yang tingkatannya lebih tinggi
akan muncul dan memerlukan pemuasan. Kebutuhan manusia secara hierarkhi menurut
Maslow dapat disebutkan sebagai berikut:
- kebutuhan biologis
- kebutuhan perlindungan
- kebutuhan sosial
- kebutuhan harga diri
- Kebutuhan Aktualisasi
2.1.2 Mencari Kebenaran Sebagai Kebutuhan Dasar Manusia
Kebenaran sebagai
suatu bentuk keyakinan sejati dibutuhkan manusia untuk melepaskannya dari
belenggu keraguan. Menemukan kebenaran dapat dilakukan melalui pendekatan akal
dan wahyu. Akal sebagai sarana yang diberikan kepada manusia utnuk memahami
ayat (tanda-tanda kekuasaan) Allah, denganya manusia selalu mencari kebenaran
dan tidak akan pernah berhenti sebelum apa yang diyakininya sebagai kebenaran
sejati diperoleh. Kebutuhan akan kebenaran sebagai kebutuhan rohani mendasar
sangat mempengaruhi tindakan manusia sebagaimana halnya kebutuhan jasmani.
2.1.3 Islam Sebagai Sumber Kebenaran
Seseorang yang
beragama Islam (muslim) berdiri karena ideologi Islam yang menyuruh kepada
kebajikan dan mencegah dari kejahatan. Islam disiarkan dengan jalan damai dan
tanpa kekerasan, tidak ada paksaan untuk memeluk agama Islam akan tetapi
apabila seseorang telah memeluk agama Islam maka dia harus mengikuti aturanny
sebagaimana yang diamanatkan Allah SWT dalam Al-Qur’an dan Hadits
2.2 Hakikat Kebenaran
Keyakinan yang
merupakan kebutuhan manusia haruslah sebuah kebenaran. Hanya agama Islam yang
mampu menjawab kebutuhan dasar ini sehingga secara tegas dinyatakan dalam NDP
bahwa manusia butuh akan keyakinan yang benar. Hakikat kebenaran adalah asal,
sumber atau pangkal nilai dan tujuan dari segala kenyataan. Kebenaran yang mutlak
adalah Allah SWT.
2.2.1 Konsep Tauhid LAA ILAAHA ILLALLAAH
Konsep tauhid
adalah mengesakan Allah, lawannya syirik, sedangkan kalimat Laa ilaa
haillaullah adalah perumusan kalimat persaksian(syahadat) Islam yang satu,
dengan konsep ”peniadaan” dan ”pengecualian” satu kepercayaan terhadap
kebenaran.
2.2.2 Eksistensi dan Sifat-sifat ALLAH
Tuhan itu ada dan
ada secara mutlak hanyalah Allah, Allah adalah yang ’awal’. Allah adalah yang
akhir (tidak didahului oleh tiada dan tidak diakhiri akan adanya), yang tetap
ada setelah segala sesuatu itu musnah. Allah adalah zhahir, yang nyata adanya.
Dan Allah adalah bathin, yang digambarkan sebagaimana nikmat, zat-Nya oleh
akal, dan dia maha mangetahui segala sesuatu. Dalam hal ini Allah menyatakan
dalam surat Al-Hadiid ayat 3.
2.2.3 Rukun Iman Sebagai Upaya Mencari Kebenaran
Iman adalah
percaya/yakin tentang Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-Nya,
serta hari kiamat (hari akhir) dan Qadha-Qadar Allah. Kepercayaan adalah sebuah
kebenaran dimana sisi-sisi kehidupan manusia dan apa yang dilakukan manusia
harus mengalami integrasi. Jika tidak demikian maka manusia ini akan sama
seperti makhluk Allah yang lain, seperti binatang.
2.3 Hakikat Penciptaan Alam Semesta
Penciptaan alam
semesta ini memiliki eksistensi yang riil dan objektif serta berjalan sesuai
dengan hukum-hukum yang telah ditetapkan. Penciptaan alam semesta ini ditujukan
bagi kepentingan manusia dan peradabannya. Alam dapat dijadikan sebagai objek
untuk menyelidiki dan memahami hukum-hukum Tuhan, yang terdapat didalamnya,
oleh karena itu manusia harus memanfaatkan segala ciptaan Allah ini sesuai
dengan sunnatullah. dalam hal ini Allah menyatakan dalam surat Al-An’am ayat
73.
Artinya : ”Dan
Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan benar. dan benarlah perkataan-Nya
di waktu dia mengatakan: "Jadilah, lalu terjadilah", dan di
tangan-Nyalah segala kekuasaan di waktu sangkakala ditiup. dia mengetahui yang
ghaib dan yang nampak. dan dialah yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.
Dan dalam surat
Al-Frqaan ayat 2
Artinya : ”Yang
kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan dia tidak mempunyai anak, dan
tidak ada sekutu baginya dalam kekuasaan(Nya), dan dia Telah menciptakan segala
sesuatu, dan dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya”.
2.3.1 Eksistensi Alam
Dengan adanya alam
semesta ini membuktikan bahwa adanya sang pencipta, adanya Tuhan dan
ke-Esaannya. Proses terciptanya alam semesta ini yang secara alamiah, seperti
yang disebutkan dalam hukum yang telah ditetapkan Allah SWT.
2.3.2 Fungsi dan Tujuan Penciptaan Alam
Fungsi dari pada
alam ini adalah sebagai tempat manusia bekerja. Sedangkan tujuan dari
penciptaan alam semesta ini adalah demi kepentingan manusia untuk mencapai
tujuannya didunia yang kekal nantinya (Akhirat)
2.4 Hakikat-hakikat Penciptaan Manusia
Manusia adalah
makhluk Tuhan yang paling sempurna daripada makhluk-makhluk lain ciptaannya.
Tujuan penciptaan manusia adalah sebagai khalifah dimuka bumi dengan tugas
mamakmurkan kehidupan dimuka bumi dan bertanggung jawab atas segala sejarah
dunia. Dengan tegas dikatakan bahwa manusia diciptakan hanya untuk
menyembah-Nya Al-An,am ayat 165
Artinya : Dan
dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan dia meninggikan
sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu
tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat
siksaan-Nya dan Sesungguhnya dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
2.4.1 Eksistensi Manusia Dan Kedudukannya Diantara Makhluk Lainnya
Allah menjadikan
manusia sebagai pemilik alam semesta dengan amanah dan risalah yang harus
diembannya. Manusia merupakan makhluk sosial, karena memiliki posisi yang
berbeda dengan makhluk-makhluk yang lainnya, karena diberikan kelebihan
memiliki akal pikiran untuk melakukan berbagai macam tindakan dalam
kehidupannya, tetapi dengan tujuan untuk menjalankan tugasnya sebagai khalifah
Allah dimuka bumi ini.
2.4.2 Kesetaraan Dan Kedudukan Manusia Sebagai Khalifah Dimuka Bumi
Allah menciptakan
manusia sebagai khalifah dimuka bumi ini, sebagaimana dijelaskan dalam
Firman-Nya surat Al-Baqarah ayat: 10
Artinya : ”Ingatlah ketika Tuhanmu
berfirman kepada para malaikat :”sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang
khalifah dimuka bumi. Mereka berkata:”Mengapa engkau hendak menjadikan
(khalifah)dimuka itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan
darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan
Engkau?”.Allah berfirman:”Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui”.
Dari ayat diatas
jelas sekali Allah menyebutkan, bahwa penciptaan manusia dimuka bumi ini memang
sebagai khalifah.
2.4.3 Manusia Sebagai Hamba Allah
Manusia diciptakan
Allah SWT mengemban tugas yang sangat berat sebagai hamba-Nya yang harus taat
kepadaNya, mengabdi sepenuh jiwa kepada-Nya, dengan mengerjakan apa yang
diperintahkan-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
2.4.4 Fitrah, Kabebasan, Dan Tanggung Jawab Manusia
Pada
dasarnya manusia diciptakan dalam keadaan fitrah, selalu cenderung kepada
kebenaran, karena manusia memiliki hati nurani yang selalu memancarkan
kabaikan, kesucian, dan kebenaran. Kebebasan manusia untuk melakukan segala
keinginannya, memilih diantara dua jalan, apakah manusia ini mau menjadi
makhluk yang taat, tunduk kepada penciptanya atau mau menjadi makhluk
pembangkang itu diberikan Allah sebagai pilihan hidupnya. Ar-ruum ayat 30.
Artinya : Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah;
(tetaplah atas) fitrah Allah yang Telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.
tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui.
2.5 Hakikat Masyarakat
Masyarakat adalah
sekelompok individu yang hidup menetap pada suatu tempat tertentu, berinteraksi
dengan lingkungan disekelilingnya, serta memiliki norma-norma dan nilai-nilai
yang mengikat mereka.
2.5.1 Perlunya Menegakkan Keadailan Dalam Masyarakat
Terjadinya
berbagai macam kehancuran didalam masyarakat itu disebabkan karena perencanaan
manusia itu sendiri yang tidak kolektif. Ini disebabkan oleh adanya
kepentingan-kepentingan pribadi yang tidak mendahulukan kepentingan masyarakat,
sehingga terjadi berbagai macam dinamika dan kehancuran. Oleh karena itu dilakukan oleh
masyarakat itu sendiri secara kolektif.
2.5.2 Hubungan Keadilan Dan Kemerdekaan Manusia
Dua nilai yang
saling menopang dalam kehidupan manusia adalah kemerdekaan dan keadilan.
Manusia memiliki harga diri yang juga terkait dengan orang lain untuk
mengembangkan dirinya sendiri, akibat dari inilah manusia akan merasa akibat
dari ikhtiar dalam kehidupannya kemudian
2.5.3 Hubungan Keadilan Dan Kemakmuran
Kehidupan
masyarakat ditengah-tengah ketidak adilan telah menyebabkan adanya berbagai
kesenjangan yang nampak didalam masyarakat itu sendiri. Terdapat berbagai macam perbedaan kemampuan didalam masyarakat,
baik berupa status sosial dan lain sebagainya.
2.5.4 Kepemimpinan Untuk Menegakkan Keadilan
Tegaknya sebuah
keadilan itu tergantung kepada seorang pemimpin yang memiliki rasa kemanusiaan
yang tinggi, kepekaan sosial yang tinggi sebagai wujud nyata dari pada
kecintaanya kepada Tuhan. Selain dari pada kualitas yang dimilikinya sebagai
seorang yang mampu untuk dijadikan sebagai seorang pemimpin dalam menegakkan
keadilan.
2.6 Hakikat Ilmu
Dalam Al Qur'an,
Allah telah berfirman bahwasanya Dia meninggikan posisi orang yang berilmu
beberapa derajat lebih tinggi dari orang awam. Surat Al Mujaadilah:
11
Artinya: "Allah akan meninggikan orang-orang Yang beriman diantaramu dan Orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan Beberapa derajat"
Rasulullah SAW. Bersabda :
Artinya : "Menuntut
ilmu itu hukumnya fardhu atas tiap-tiap orang Islam".
Ilmu adalah suatu
alat yang harus dimiliki manusia dalam upaya mencari kebenaran. Anugerah akal
yang dimiliki oleh manusia sebagai pembeda manusia dengan makhluk lain
sekaligus merupakan alat untuk memperoleh ilmu pengetahuan.
2.6.1 Ilmu Sebagai Jalan Mencari Kebenaran
Untuk mencapai kebenaran
manusia harus memiliki ilmu, baik itu ilmu yang diperoleh dengan akal, ataupun
yang telah disampaikan oleh Allah melalui wahyu-wahyu-Nya.
2.6.2 Jenis-Jenis Ilmu
Ilmu dapat dibagi
dua kategori
2. Ilmu Agama, ilmu yang wajib
dimiliki manusia
3. Ilmu Umum, yaitu berupa ilmu
yang selain daripada ilmu agama, seperti ilmu kedokteran, fisika, kimia, dan
lain sebagainya.
3. Hubungan Antara Iman, Ilmu, Dan Amal
Antara ilmu, iman, dan amal, terdapat
hubungan yang sangat erat. Amal merupakan aktifitas kerja manusia, yang dilakukan
dengan ilmu yang dimilikinya untuk melakukan semua aktifitas ini adalah semata
karena pencipta-Nya.-
Referensi :
Konstitusi Hmi
Muslim Abdurrahman, Islam
Transformatif, Pustaka Firdaus, 1997
H. Rusydi Hamka, Etos
Iman, Ilmu dan Amal dalam gerakan islam, Pustaka Panjimas, 1986
Dodong Djiwapradja
(pentj), Islam, Filsafat dan Ilmu, Pustaka Jaya, 1980
Muhammad Imadudin Abdul
Rahim Ph. D, Islam Sistem Nilai Terpadu, Yayasan Pembina Sari Insan
(YASIN), 1999
Dr. Nurcholis Madjid, Islam
Doktrin dan Peradaban, Sebuah telaah Kritis tentang masalah keimanan,
kemanusian dan kemodernan, Yayasan Wakaf Paramadina,1992
Abul A’la Al-Maududi, Mencari jalan selamat, Gema Insani Press
Jakarta, 1993
Frithjof Schuon, Mencari titik temu
Agama Agama, Pustaka Firdaus Jakarta, 1996
Tidak ada komentar:
Posting Komentar