PASAR ACEH

PASAR ACEH
suasana dipagi hari di pasar aceh

Rabu, 05 Desember 2012

SINDIKAT MATERI NILAI-NILAI DASAR PERJUANGAN (NDP)


RPP/ SINDIKAT MATERI NILAI-NILAI  DASAR PERJUANGAN (NDP)

-Tujuan Umum :
Peserta dapat memahami latar belakang perumusan dan kedudukan  NDP serta kader tahu substansi materi secara garis besar di dalam   organisasi HMI.

-Tujuan Khusus :
1.        Peserta dapat Menjelaskan Pengertian, Sejarah Perumusan NDP & Kedudukannya dalam Organisasi.
2.        Peserta dapat Menjelaskan Hakekat Sebuah Kehidupan.
3.        Peserta dapat Menjelaskan Hakekat Kebenaran.
4.        Peserta dapat Menjelaskan Hakekat Penciptaan Alam Semesta.
5.        Peserta dapat Menjelaskan Hakekat Penciptaan Manusia.
6.        Peserta dapat Menjelaskan Hakekat Masyarakat.
7.        Peserta dapat Menjelaskan Hubungan antara Iman, Ilmu Amal.

-Metode          : Ceramah, diskusi dan Dialog / tanya jawab

-Bahan             : Buku – buku tentang Filsafat umum. AD/ART HMI tentang                           NDP’

-Waktu           : 14 Jam
-Proses Penjelasan :

1.         Sejarah Perumusan NDP Dan Kedudukan NDP Dalam Organisasi HMI

1.1         Pengertian NDP

NDP adalah Nilai-nilai Dasar garis perjuangan HMI, ruh dari perjuangan organisasi sebagai pemahaman HMI dalam menjabarkan nilai-nilai Islam dalam realitas sosial Indonesia

1.2         Sejarah Perumusan Dan Lahirnya NDP

Sebelum dirumuskannya NDP, HMI memiliki sebuah rumusan yang disebut GPP yang dirumuskan pada kongres ke 8 di Surakarta tahun 1966, tapi karena dianggap isinya terlalu situasional, yaitu satu garis perjuangan peralihan dari masa orde lama ke masa orde baru. Berdasarkan kenyataan ini, tiga tahun kemudian, pada kongres ke 9 HMI di malang berhasil merumuskan Nilai-nilai Dasar Perjuangan.

NDP ini merupakan penjelasan tentang dasar organisasi. Apa yang dirumuskan dalam NDP itu sangat mendasar dan dalam pendekatannya sangat filosofis, dengan rumusan NDP ini, maka doktrin dan pedoman perjuangan HMI tidak lagi bersifat situasional, tetapi menyeluruh dan memiliki jangkauan waktu yang lama.
NDP dirumuskan oleh tiga tokoh HMI yaitu Nurcholis Madjid, Endang saifuddin Ansari dan Sakib Mahmud.

1.3         NDP Sebagai Kerangka Global Pemahaman Islam Dalam Konteks Organisasi HMI

Nilai dasar perjuangan yang lahir pada fase pembangunan, saat pelita satu dicanangkan pertama kali pada tanggal 1 april 1969. pada saat itu kongres ke IX di malang yang berlangsung sebulan setelah pelita pertama, menetapkan NDP sebagai dasar dari perjuangan HMI, karena NDP merupakan tafsir dari azas organisasi yaitu Islam. Keteguhan iman atau keyakinan harus memiliki idealisme yang kuat, yang berarti harus memahami dasar perjuangan secara global, mengkaji konsep yang terkandung dalam NDP, kita akan menemukan konsep-konsep mendasar tentang ajaran islam. Dalam NDP inilah ditelaah bagaimana melakukan perjuangan yang sesungguhnya dan bagaimana langkah-langkah yang harus ditempuh dengan kata lain berupa kerangka berpikir kader dalam bertindak dan mewujudkan peran HMI sebagai organisasi perjuangan



1.4         Hubungan Antara NDP Dan Mission HMI

Nilai-nilai Dasar Perjuangan menjadi sebuah idiologi yang dianut oleh organisasi yang namanya HMI, sehingga hubungan antara HMI dengan NDP tidak bisa dipisahkan, bila di umpamakan dengan manusia  yaitu antara jasad dengan roh, dimana keduanya mempunyai hubungan, peran dan fungsi yang berkesinambungan.

2.         Garis Besar Materi NDP

2.1         Hakikat Kehidupan

Hakikat dari kehidupan adalah untuk mencapai derajat ketaqwaan dengan mempergunakan secara terus menerus fitrah kemanusiaannya hingga hari kematian tiba (Ridha Allah). Kehidupan manusia mempunyai akhir yang jelas, segala perbuatan manusia didunia akan dipertanggungjawabkan dihadapan Allah SWT di hari kemudian sebagai konsekwensi logis eksistensi manusia didunia sebagai khalifah Allah.

2.1.1        Analisa Kebutuhan Manusia

Manusia dalam hidupnya tergantung kepada hal-hal lain, baik yang nyata maupun yang gaib sebagai kekuatan diluar diri manusia. Ia butuh pada kebaikan dan kebenaran sebagai santapan jasmani dan rohani. Teori Maslow tentang kebutuhan manusia menyebutkan bahwa manusia dikelompokkan dalam sebuah hierarkhi kepentingan, jika satu kepentingan terpenuhi kebutuhan lain yang tingkatannya lebih tinggi akan muncul dan memerlukan pemuasan. Kebutuhan manusia secara hierarkhi menurut Maslow dapat disebutkan sebagai berikut:
  1. kebutuhan biologis
  2. kebutuhan perlindungan
  3. kebutuhan sosial
  4. kebutuhan harga diri
  5. Kebutuhan Aktualisasi

2.1.2        Mencari Kebenaran Sebagai Kebutuhan Dasar Manusia

Kebenaran sebagai suatu bentuk keyakinan sejati dibutuhkan manusia untuk melepaskannya dari belenggu keraguan. Menemukan kebenaran dapat dilakukan melalui pendekatan akal dan wahyu. Akal sebagai sarana yang diberikan kepada manusia utnuk memahami ayat (tanda-tanda kekuasaan) Allah, denganya manusia selalu mencari kebenaran dan tidak akan pernah berhenti sebelum apa yang diyakininya sebagai kebenaran sejati diperoleh. Kebutuhan akan kebenaran sebagai kebutuhan rohani mendasar sangat mempengaruhi tindakan manusia sebagaimana halnya kebutuhan jasmani.

2.1.3        Islam Sebagai Sumber Kebenaran

Seseorang yang beragama Islam (muslim) berdiri karena ideologi Islam yang menyuruh kepada kebajikan dan mencegah dari kejahatan. Islam disiarkan dengan jalan damai dan tanpa kekerasan, tidak ada paksaan untuk memeluk agama Islam akan tetapi apabila seseorang telah memeluk agama Islam maka dia harus mengikuti aturanny sebagaimana yang diamanatkan Allah SWT dalam Al-Qur’an dan Hadits

2.2         Hakikat Kebenaran

Keyakinan yang merupakan kebutuhan manusia haruslah sebuah kebenaran. Hanya agama Islam yang mampu menjawab kebutuhan dasar ini sehingga secara tegas dinyatakan dalam NDP bahwa manusia butuh akan keyakinan yang benar. Hakikat kebenaran adalah asal, sumber atau pangkal nilai dan tujuan dari segala kenyataan. Kebenaran yang mutlak adalah Allah SWT.

2.2.1        Konsep Tauhid LAA ILAAHA ILLALLAAH

Konsep tauhid adalah mengesakan Allah, lawannya syirik, sedangkan kalimat Laa ilaa haillaullah adalah perumusan kalimat persaksian(syahadat) Islam yang satu, dengan konsep ”peniadaan” dan ”pengecualian” satu kepercayaan terhadap kebenaran.

2.2.2        Eksistensi dan Sifat-sifat ALLAH

Tuhan itu ada dan ada secara mutlak hanyalah Allah, Allah adalah yang ’awal’. Allah adalah yang akhir (tidak didahului oleh tiada dan tidak diakhiri akan adanya), yang tetap ada setelah segala sesuatu itu musnah. Allah adalah zhahir, yang nyata adanya. Dan Allah adalah bathin, yang digambarkan sebagaimana nikmat, zat-Nya oleh akal, dan dia maha mangetahui segala sesuatu. Dalam hal ini Allah menyatakan dalam surat Al-Hadiid ayat 3.

2.2.3        Rukun Iman Sebagai Upaya Mencari Kebenaran

Iman adalah percaya/yakin tentang Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-Nya, serta hari kiamat (hari akhir) dan Qadha-Qadar Allah. Kepercayaan adalah sebuah kebenaran dimana sisi-sisi kehidupan manusia dan apa yang dilakukan manusia harus mengalami integrasi. Jika tidak demikian maka manusia ini akan sama seperti makhluk Allah yang lain, seperti binatang.

2.3         Hakikat Penciptaan Alam Semesta

Penciptaan alam semesta ini memiliki eksistensi yang riil dan objektif serta berjalan sesuai dengan hukum-hukum yang telah ditetapkan. Penciptaan alam semesta ini ditujukan bagi kepentingan manusia dan peradabannya. Alam dapat dijadikan sebagai objek untuk menyelidiki dan memahami hukum-hukum Tuhan, yang terdapat didalamnya, oleh karena itu manusia harus memanfaatkan segala ciptaan Allah ini sesuai dengan sunnatullah. dalam hal ini Allah menyatakan dalam surat Al-An’am ayat 73.
Artinya : ”Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan benar. dan benarlah perkataan-Nya di waktu dia mengatakan: "Jadilah, lalu terjadilah", dan di tangan-Nyalah segala kekuasaan di waktu sangkakala ditiup. dia mengetahui yang ghaib dan yang nampak. dan dialah yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.

Dan dalam surat Al-Frqaan ayat 2
Artinya : ”Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu baginya dalam kekuasaan(Nya), dan dia Telah menciptakan segala sesuatu, dan dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya”.

2.3.1        Eksistensi Alam

Dengan adanya alam semesta ini membuktikan bahwa adanya sang pencipta, adanya Tuhan dan ke-Esaannya. Proses terciptanya alam semesta ini yang secara alamiah, seperti yang disebutkan dalam hukum yang telah ditetapkan Allah SWT.

2.3.2        Fungsi dan Tujuan Penciptaan Alam

Fungsi dari pada alam ini adalah sebagai tempat manusia bekerja. Sedangkan tujuan dari penciptaan alam semesta ini adalah demi kepentingan manusia untuk mencapai tujuannya didunia yang kekal nantinya (Akhirat)

2.4         Hakikat-hakikat Penciptaan Manusia

Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna daripada makhluk-makhluk lain ciptaannya. Tujuan penciptaan manusia adalah sebagai khalifah dimuka bumi dengan tugas mamakmurkan kehidupan dimuka bumi dan bertanggung jawab atas segala sejarah dunia. Dengan tegas dikatakan bahwa manusia diciptakan hanya untuk menyembah-Nya Al-An,am ayat 165
Artinya : Dan dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan Sesungguhnya dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

2.4.1        Eksistensi Manusia Dan Kedudukannya Diantara Makhluk Lainnya

Allah menjadikan manusia sebagai pemilik alam semesta dengan amanah dan risalah yang harus diembannya. Manusia merupakan makhluk sosial, karena memiliki posisi yang berbeda dengan makhluk-makhluk yang lainnya, karena diberikan kelebihan memiliki akal pikiran untuk melakukan berbagai macam tindakan dalam kehidupannya, tetapi dengan tujuan untuk menjalankan tugasnya sebagai khalifah Allah dimuka bumi ini.

2.4.2        Kesetaraan Dan Kedudukan Manusia Sebagai Khalifah Dimuka Bumi

Allah menciptakan manusia sebagai khalifah dimuka bumi ini, sebagaimana dijelaskan dalam Firman-Nya surat Al-Baqarah ayat: 10
Artinya : ”Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat :”sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah dimuka bumi. Mereka berkata:”Mengapa engkau hendak menjadikan (khalifah)dimuka itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?”.Allah berfirman:”Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.
Dari ayat diatas jelas sekali Allah menyebutkan, bahwa penciptaan manusia dimuka bumi ini memang sebagai khalifah.

2.4.3        Manusia Sebagai Hamba Allah

Manusia diciptakan Allah SWT mengemban tugas yang sangat berat sebagai hamba-Nya yang harus taat kepadaNya, mengabdi sepenuh jiwa kepada-Nya, dengan mengerjakan apa yang diperintahkan-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

2.4.4        Fitrah, Kabebasan, Dan Tanggung Jawab Manusia

Pada dasarnya manusia diciptakan dalam keadaan fitrah, selalu cenderung kepada kebenaran, karena manusia memiliki hati nurani yang selalu memancarkan kabaikan, kesucian, dan kebenaran. Kebebasan manusia untuk melakukan segala keinginannya, memilih diantara dua jalan, apakah manusia ini mau menjadi makhluk yang taat, tunduk kepada penciptanya atau mau menjadi makhluk pembangkang itu diberikan Allah sebagai pilihan hidupnya. Ar-ruum ayat 30. 
Artinya : Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang Telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.

2.5         Hakikat Masyarakat

Masyarakat adalah sekelompok individu yang hidup menetap pada suatu tempat tertentu, berinteraksi dengan lingkungan disekelilingnya, serta memiliki norma-norma dan nilai-nilai yang mengikat mereka.

2.5.1        Perlunya Menegakkan Keadailan Dalam Masyarakat

Terjadinya berbagai macam kehancuran didalam masyarakat itu disebabkan karena perencanaan manusia itu sendiri yang tidak kolektif. Ini disebabkan oleh adanya kepentingan-kepentingan pribadi yang tidak mendahulukan kepentingan masyarakat, sehingga terjadi berbagai macam dinamika dan kehancuran. Oleh karena itu dilakukan oleh masyarakat itu sendiri secara kolektif.

2.5.2        Hubungan Keadilan Dan Kemerdekaan Manusia

Dua nilai yang saling menopang dalam kehidupan manusia adalah kemerdekaan dan keadilan. Manusia memiliki harga diri yang juga terkait dengan orang lain untuk mengembangkan dirinya sendiri, akibat dari inilah manusia akan merasa akibat dari ikhtiar dalam kehidupannya kemudian

2.5.3        Hubungan Keadilan Dan Kemakmuran

Kehidupan masyarakat ditengah-tengah ketidak adilan telah menyebabkan adanya berbagai kesenjangan yang nampak didalam masyarakat itu sendiri. Terdapat berbagai  macam perbedaan kemampuan didalam masyarakat, baik berupa status sosial dan lain sebagainya.

2.5.4        Kepemimpinan Untuk Menegakkan Keadilan

Tegaknya sebuah keadilan itu tergantung kepada seorang pemimpin yang memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi, kepekaan sosial yang tinggi sebagai wujud nyata dari pada kecintaanya kepada Tuhan. Selain dari pada kualitas yang dimilikinya sebagai seorang yang mampu untuk dijadikan sebagai seorang pemimpin dalam menegakkan keadilan.

2.6         Hakikat Ilmu

Dalam Al Qur'an, Allah telah berfirman bahwasanya Dia meninggikan posisi orang yang berilmu beberapa derajat lebih tinggi dari orang awam. Surat Al Mujaadilah: 11

Artinya: "Allah akan meninggikan orang-orang  Yang beriman diantaramu dan  Orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan Beberapa derajat"




Rasulullah SAW. Bersabda :
Artinya : "Menuntut ilmu itu hukumnya fardhu atas tiap-tiap orang Islam".
Ilmu adalah suatu alat yang harus dimiliki manusia dalam upaya mencari kebenaran. Anugerah akal yang dimiliki oleh manusia sebagai pembeda manusia dengan makhluk lain sekaligus merupakan alat untuk memperoleh ilmu pengetahuan.

2.6.1        Ilmu Sebagai Jalan Mencari Kebenaran

Untuk mencapai kebenaran manusia harus memiliki ilmu, baik itu ilmu yang diperoleh dengan akal, ataupun yang telah disampaikan oleh Allah melalui wahyu-wahyu-Nya.

2.6.2        Jenis-Jenis Ilmu

Ilmu dapat dibagi dua kategori
2.      Ilmu Agama, ilmu yang wajib dimiliki manusia
3.      Ilmu Umum, yaitu berupa ilmu yang selain daripada ilmu agama, seperti ilmu kedokteran, fisika, kimia, dan lain sebagainya.

3.         Hubungan Antara Iman, Ilmu, Dan Amal

Antara ilmu, iman, dan amal, terdapat hubungan yang sangat erat. Amal merupakan aktifitas kerja manusia, yang dilakukan dengan ilmu yang dimilikinya untuk melakukan semua aktifitas ini adalah semata karena pencipta-Nya.-

Referensi        :
Konstitusi Hmi
Muslim Abdurrahman, Islam Transformatif, Pustaka Firdaus, 1997
H. Rusydi Hamka, Etos Iman, Ilmu dan Amal dalam gerakan islam, Pustaka Panjimas, 1986
Dodong Djiwapradja (pentj), Islam, Filsafat dan Ilmu, Pustaka Jaya, 1980
Muhammad Imadudin Abdul Rahim Ph. D, Islam Sistem Nilai Terpadu, Yayasan Pembina Sari Insan (YASIN), 1999
Dr. Nurcholis Madjid, Islam Doktrin dan Peradaban, Sebuah telaah Kritis tentang masalah keimanan, kemanusian dan kemodernan, Yayasan Wakaf Paramadina,1992
Abul A’la Al-Maududi, Mencari jalan selamat, Gema Insani Press Jakarta, 1993
Frithjof Schuon, Mencari titik temu Agama Agama, Pustaka Firdaus Jakarta, 1996

Tidak ada komentar:

Posting Komentar